Rabu, 20 Agustus 2025

M NASUCHA ABI SYAKUR







M. Nasucha Abi Syakur: Sang Penggerak yang Tak Terlihat, Tapi Selalu Bergerak
Di tengah hiruk-pikuk organisasi besar seperti PCNU Lampung Tengah, ada sosok yang tak selalu tampil di panggung utama, namun jejaknya tertanam dalam setiap langkah strategis. Ia bukan ketua, bukan juru bicara, bukan tokoh yang sering disebut dalam sambutan. Tapi tanpa dirinya, banyak roda organisasi yang tak akan berputar sebagaimana mestinya. Dialah M. Nasucha Abi Syakur, Wakil Sekretaris PCNU Lampung Tengah—sang penggerak yang tak dianggap, sang konseptor yang tak selalu disebut, namun selalu hadir.
Konseptor Strategis di Balik Layar
Sebagai Wakil Sekretaris, tugas formalnya mungkin terdengar administratif. Namun Nasucha melampaui batas-batas jabatan. Ia adalah otak di balik banyak program strategis PCNU Lampung Tengah. Dari perencanaan kegiatan dakwah, penguatan kelembagaan, hingga pengembangan branding digital, Nasucha hadir sebagai pemikir dan pelaksana. Ia merancang program bukan hanya dengan logika organisasi, tapi dengan kepekaan terhadap kebutuhan umat dan visi jam’iyyah.
Pendamping di Semua Tingkatan
Tak peduli apakah itu kegiatan di tingkat ranting, MWC, atau cabang, Nasucha selalu hadir. Ia menjadi pendamping yang tak hanya memberi arahan, tapi juga mendengarkan, membimbing, dan menyemangati. Ia tak memilih-milih panggung; baginya, setiap ruang perjuangan adalah penting. Ia hadir bukan untuk mencari sorotan, tapi untuk memastikan bahwa setiap elemen organisasi bergerak dalam satu irama.
Multitalenta: Dari Administrasi ke Desain Visual
Di era digital, organisasi tak cukup hanya dengan program yang baik—ia harus dikemas dengan visual yang kuat. Di sinilah Nasucha menunjukkan sisi lain dari dirinya. Ia mahir mengedit video, merancang flayer, dan membangun citra organisasi melalui media digital. Branding lembaga-lembaga di bawah naungan PCNU Lampung Tengah banyak yang lahir dari tangannya. Ia menjahit pesan-pesan spiritual dan kebangsaan dalam desain yang elegan dan komunikatif.
Loyalitas Tanpa Syarat
Dalam setiap kegiatan, Nasucha hadir. Dalam setiap tantangan, ia bertahan. Loyalitasnya bukan sekadar formalitas jabatan, tapi bentuk cinta terhadap perjuangan jam’iyyah. Ia tak menuntut pengakuan, tak meminta panggung. Ia hanya ingin memastikan bahwa NU di Lampung Tengah terus bergerak, terus hidup, dan terus memberi manfaat.

Penutup
M. Nasucha Abi Syakur adalah bukti bahwa kekuatan organisasi tak selalu datang dari mereka yang berada di depan mikrofon. Terkadang, kekuatan sejati justru lahir dari mereka yang bekerja dalam diam, yang menggerakkan tanpa pamrih, dan yang setia meski tak selalu dianggap. Ia adalah wajah dari dedikasi yang tulus, loyalitas yang kokoh, dan kreativitas yang menghidupkan.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar